Senin, 25 Januari 2010

Jilbab Keselamatan

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33]:59) (lihat juga An Nur [24]: 31)

Perintah berpakaian yang menutup aurat bagi perempuan adalah tanggung jawab
kita semua, laki-laki dan perempuan. Bahkan kalau diperhatikan sebenarnya
perintah berjilbab itu turun kepada laki-laki. Yang diperintah itu
laki-laki. Laki-laki diperintah untuk menyuruh istrinya, anak-anaknya,
istri-istri kaum muslimin untuk mengulurkan jilbab sampai seluruh tubuhnya.
Perumpamaannya adalah seperti seorang camat yang menyuruh seorang kepala
desa, "Hai kepala desa, perintahkan masyarakatmu membuat pagar di sekeliling
rumah mereka." Apabila masyarakat tidak memagar rumahnya, yang dimintai
pertanggungjawaban, yang dimarahi oleh bapak camat tentulah kepala desa. Dan
sebagai warga masyarakat yang baik, tentu kita tidak ingin kepala desa kita
dimarahi oleh camat. Dan kepala desa yang baik tentu tidak ingin mendapatkan
teguran keras dari camat gara-gara masyarakatnya tidak memagar rumahnya.
Karena itu ia akan selalu menekankan tentang perintah memagar halaman ini
sampai semua rumah warganya berpagar. Kalau masyarakat sayang kepada kepala
desanya, agar jangan dihukum oleh camat, satu-satunya cara adalah masyarakat
memagar sekeliling rumahnya. Demikian kira-kira logika perintah menutup
aurat ini. Perintah ini turun kepada laki-laki agar menyuruh istri-istrinya,
anak-anaknya, istri-istri orang beriman mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka. Kalau seorang perempuan sayang kepada suaminya (kalau sudah
menikah) atau sayang kepada bapaknya, agar jangan dihukum gara-gara
melalaikan perintah menutup aurat ini, satu-satunya cara adalah tutuplah
aurat. Ini sebenarnya untuk membantu suami atau bapak agar jangan
mendapatkan pertanyaan, mendapatkan hukuman di akhirat kelak.

Dari tinjauan psikologis pun, perintah menutup mengulurkan jilbab ke seluruh
tubuh ini pun sangat sesuai. Kalau direnungkan, sebenarnya lelaki itu,
secara alamiah bersikap lebih agresif dan imajinatif. Maaf-maaf saja ini
pengakuan jujur dari kaum laki-laki. Dengan melihat perempuan secara
sepintas saja, seorang laki-laki akan bisa menampilkan gambar lengkap
perempuan tersebut sesuai dengan imajinasinya. Maaf sekali lagi, silakan
koreksi terutama dari laki-laki, kalau perempuan lewat di depan laki-laki
walaupun perempuan tersebut berpakaian lengkap, laki-laki itu bisa
menampilkan gambarannya dalam keadaan, maaf, telanjang! Inilah laki-laki.
Makhluk yang sangat menderita dengan dirinya karena sifatnya ini, makhluk
yang katanya perkasa tetapi sangat rapuh terutama oleh gangguan
imajinasi-imajinasinya. Makanya panduan ketat diberikan kepada laki-laki.
Apabila bertemu dengan perempuan segeralah tundukkan pandangan. Apabila
sudah siap, bagi yang belum menikah segeralah menikah. Bila belum mampu,
puasalah. Ini sebagian panduan kepada laki-laki. Berat. Jadi, perintah
menutup aurat itu juga sekalian membantu laki-laki agar jangan terlalu
sering muncul sifat liarnya. Karena dengan pesonanya, perempuan dapat
menjatuhkan laki-laki hanya dari sudut kerling matanya.

Sekali lagi, ini tanggung jawab kita semua. Kita saling bantu. Perempuan
membantu laki-laki. Perempuan membantu dirinya sendiri agar terhindar dari
sifat 'liarnya' laki-laki atau dalam ungkapan ayat di atas, agar mereka
tidak diganggu.

Wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar